Artikel berikut saya copy dari
blog saya. Selamat membaca :)
-----
Jalan Kepodang di kawasan kota lama Semarang, baru saja dilapisi
paving-block. Sekarang tampak lebih rapi, cantik dan
gilar-gilar.
Kawasan ini tidak jauh dari Gereja Blenduk ikon kota lama Semarang.
Sayang, drainase di kiri dan kanan jalan yang memang tak terlalu lebar
itu tidak pula sekalian dibangun kembali. Yang tampak ialah
got yang
mampet, dengan air
comberan
yang kotor. Celakanya, di perempatan jalan itu, tempat para penjual
ayam jago petarung, justru banyak tumpukan sampah, potongan kayu-kayu,
bambu, plastik, dan sebagainya yang menumpuk dan semakin menyumbat
aliran
got. Padahal di kawasan inilah pusat kegiatan yang selalu
ramai dari pagi hingga siang, di bawah teduhnya bangunan-bangunan lama
yang menjulang. Lengkap dengan warung gulai dan pedagang kaki lima.
Sesekali di sini ada pula penjual obat yang menggelar
dagangannya.Suasana inilah yang menjadikan kawasan kota lama dengan
bangunan-bangunan tua itu menjadi hidup.
|
Poster ajakan sketsa bareng. Banyak orang-orang menyaksikan tanpa kami sadari ketika kami beraksi |
Di sepanjang jalan Kepodang
memang banyak bangunan tua peninggalan zaman kolonial yang berjajar,
berimpit, berdesakan, yang membuat kawasan ini menjadi eksotik.
Kebanyakan bangunan-bangunan tua itu tidak terawat, meski masih
memantulkan keunikan bentuk dan keindahan ornamen-ornamen yang
menghiasinya. Malah sebagian di antaranya, dinding-dindingnya
mengelupas, ditumbuhi tanaman-tanaman liar, dicengkeram akar-akar yang
menjalar. Tapi suasana yang demikian itu justru menjadi daya tarik kami
untuk menjadikannya obyek-obyek sketsa.
Rudi Hartanto, teman kami, merupakan salah seorang sketser dan
kontributor Urban Sketching dunia, yang tidak bosan-bosannya mengambil
bangunan-bangunan di kawasan ini menjadi obyek berkarya sketsa.Sudah
sekitar tiga tahun pula kami sesekali bertemu di kawasan ini untuk
membuat sketsa bareng dengan teman-teman Indonesia's Sketcher-Semarang.
Beberapa kali pula kelompok ORArT ORET yang juga gemar corat-coret
membikin sketsa bersama di tempat ini.
|
Searah jarum
jam: bangunan tua di sekitar perempatan, beberapa teman mensketsa yang
lain mengabadikan, mejeng bersama dengan peserta baru, bergambar bersama
setelah selesai sketsa bareng. |
Pernah suatu kali kami membuat sketsa
bangunan di bagian timur kawasan ini yang tidak beratap lagi. Meski
tanpa atap, dinding fasadnya memiliki jendela-jendela yang unik, bahkan
terdapat ornamen
kala di ambang pintunya. Sebulan kemudian,
akibat hujan deras dan tiupan angin kecang, dinding bangunan yang sudah
mulai keropos itu roboh. Kini tinggal puing-puing, tapi kami sempat
mengabadikan dalam rekaman sketsa.
Di samping obyek
bangunannya, suasana kawasan dengan para penjual dan pembeli yang
melakukan transaksi, para bebotoh ayam jago, kurungan ayam, pagar-pagar
bambu, warung kaki lima dengan atap bentangan-bentangan plastik, bagi
kami amat menarik direkam menjadi karya-karya sketsa.
Belum
lama ini kami bertemu lagi untuk bersketsa-ria di sana. Inilah beberapa
sketsa yang merupakan jejak rekam kawasan eksotik itu....
|
Bangunan tua yang sudah tak beratap |
|
Bangunan tanpa atap yang kemudian roboh setelah kami buat sketsanya |
|
Pemandangan di sekitar perempatan Jl. Kepodang |
|
Deretan bangunan di sisi selatan | | | | | | | | | | | | | | |
|
|
|
|
|
|
|
|
Para penjual dan bebotoh jago petarung |
|
Pak Marmo penjual ayam jago |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rudi H, seorang Urban Sketcher sedang mensketsa |
|
Seorang teman sedang mensketsa (atas), santai sejenak di warung kaki lima (bawah). | | |
6 comments:
Wah wah wah ... benar benar rangkuman lengkap tentang kegiatan kita, para penggemar sketsa di kota Semarang, di tempat yang begitu menarik di kawasan kota lama, dengan bangunan kolonial dan kegiatan manusia yang hiruk pikuk. Terima kasih Pak sudah berbagi karya yang menarik di sini ...
Really nice work!
Thanks for showing!
/Björn
sketsanya keren banget gan.....
Thank you very much…… its soo helpful……..
48
48
Terimakasih banyak atas informasi yang telah disampaikannya ya gan
Post a Comment