Rumah Ibadah

Rumah Ibadah memiliki karakter yang spesifik, bentuk-bentuk tertentu menjadi petanda secara semiotis akan makna-makna filosofi dibalik bentuk tersebut. Namun demikian secara umum terdapat benang merah dalam proses perancangannya, setidaknya hubungan makro dan mikrokosmos seringkali terselip dalam gubahan bangun arsitektural tersebut.

Kemegahan bangunan Masjid, Gereja, Vihara, Candi, Klenteng dsb, tak semata-mata hanya mempertimbangkan daya tampung jemaah saja, akan tetapi biasanya termuat didalamnya konsep keagungan, semesta alam, adanya ragam dekoratif yang mengkonstruksi pada nilai-nili ritual di dalamya. Dalam konsep beberapa rumah ibadah secara umum, keagungan diimplementasikan melalui bentuk maupun ukuran ruang yang berskala besar, pintu gerbang yang tinggi sehingga memberikan kesan pada jemaah akan kecilnya diri manusia di mata sang pencipta.

Dalam Islam keseimbangan bentuk yang menjulang dengan mendatar, dipertimbangkan sebagai gambaran Hablum minallah, hubungan Vertikal kepada Allah sang khalik, dan Hablum Minannaas, Horizontal sebagai gambaran hubungan antar sesama manusia. Bagian dari kunci kehidupan diantaranya adalah keseimbangan hubungan tersebut, dimana manusia harus saling menghargai dan menghormati antar sesama, dan sujud bersyukur serta tunduk kepada Tuhan yang maha Esa, Ahad.

Demikian halnya bentuk Gereja keagungan tercermin dalam kemegahan, serta ornamentasi klasik yang memberikan nilai-nilai religi melalui paparan ikon-ikon, maupun patung-patung bunda suci, patung Kristus, atau tanda salib.

Pada sketsa-sketsa ini memang belum tergambar nilai-nilai tersebut di atas, namun demikian sketsa-sketsa tersebut mencoba merekam citra yang tertangkap dan mampu tertuang diatas kertas, setidaknya ciri khas bangunan ibadah tersebut bisa tervisualkan. Tentu keingin tahuan akan filosofi bentuk-bentuk tersebut menjadi PR yang belum selesai bagi rekan-rekan lain yang gemar mensketsa dan mencari makna dibalik bentuknya. Ayo berburu...