Showing posts with label shanti yani. Show all posts
Showing posts with label shanti yani. Show all posts

Saturday, May 4, 2013

Makassar Trip 2013: A tourist in his own hometown.

I took a lone trip to Makassar few weeks ago to attend my brother's child baptism. This time I went home without my wife and children which means I would get a lot of time doing some of the things I can't do on vacation when they're around. One of those things is live sketching.
Here are some of the sketches I made during my visit to my hometown:
I thought I'd get some sketches done on the airplane. Boy, was I wrong. I fell asleep on the plane and woke up when only 40 minutes left to the flight. Then the next morning, before taking a route to Fort Rotterdam, I stopped by a coto kiosk to have me one of my favorite foods of all time, Coto Makassar.
COTO MAKASSAR

Here's another view of the completely consumed coto. It was still early in the morning so the kiosk was still empty. If you were curious about what Coto Makassar is all about, check on this url: http://en.wikipedia.org/wiki/Coto_Makassar
FORT ROTTERDAM

 Fort Rotterdam a.k.a Benteng Somba Opu a.k.a Benteng Ujung Pandang is one of the most visited tourist attractions in Makassar. It was built in the 15th century and holds a lot of memoir and history of the city. Right now it functions as history museums, multiple cultural event venue, art galleries and home (HQ) to Indonesia's Sketchers Makassar branch. I had a great chance to meet Zainal Beta (often called as Bang Enal), a senior artist who specializes in mud painting who volunteered to be the caretaker of IS Makassar. He organized a weekly gathering for IS Makassar where they would tour around the city together and sketch. Bang Enal double functioned his gallery/studio with IS Makassar office where the members can come and hang out everyday during the time he's in the gallery. For more on Fort Rotterdam, visit: http://id.wikipedia.org/wiki/Fort_Rotterdam

LELONG a.k.a Pusat Pelelangan Ikan a.k.a Fish market 

The city of Makassar is famous for its seafood culinary. So I went to the infamous Lelong where Makassar people would go to buy real fresh fish. The price is competitive, stock is great, variety is excellent. The smell, well, what would a fish market be if it smelled like a French perfume. I bet they rarely see a sketcher doing his thing in this area hence I was swarmed from the time I pulled out my sketch book until I put it away because I couldn't see anything anymore with so many people around me. It's fun to be a live sketcher, right?
AKKARENA BEACH
What is a visit to Makassar without witnessing one of its most ancient tourist and native alike attraction, the sunset. Akkarena beach is a mere 5 minutes away from the infamous Pantai Losari. Where pantai Losari is not so much suitable for bathing anymore (pollution from the city poured into the seaside), Akkarena is where the native would go to in order to find fresher sea water, lots of water sport activities, good food and magnificent sunset.
Back to Jakarta

 This time I took enough sleep at home before boarding on the plane. Here are some images from my seat. 

I hope someday soon I can go back again to my hometown and sketch more sceneries that I didn't get to sketch this time.

Thursday, June 3, 2010

INDONESIA'S SKETCHER CHAPTER MAKASSAR @ SOCIETEIT DE HARMONIE

giliran sketch on location di gedung kesenian Societeit de Harmonie yang terletak di jalan Riburane no.15 -Makassar. gedung peninggalan kolonial Belanda sejak 1896 ini sedang dalam proses revitalisasi. Awal direnovasi Mei 2009, namun memasuki bulan September 2009 proses pengerjaan mandeg karena kehabisan dana. dana tahap I sebesar Rp 610 juta hanya mampu digunakan untuk mendirikan beberapa pilar konstruksi. Pemprov Sulsel sendiri menaksir butuh sekitar Rp 6 miliar. Tapi, Anggaran , Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sulsel hanya menganggarkan Rp 1 miliar. para pelaku seni Makassar hanya bisa gigit jari melihat icon kesenian kebanggan mereka dalam keadaan sekarat. apalagi semenjak PLN memutus aliran listrik di gedung tersebut, kini kegiatan berkesenian yang tergantung pada naungan gedung itu lumpuh total! aksi simpati telah digelar,salah satunya dengan mengadakan perhelatan KENDURI DUKA selama seminggu berturut-turut (16-22 April 2010).  selain obor, lampu kendaraan bermotor digunakan untuk menerangi acara yg diadakan pukul 19.00 WITA tersebut, mulai dari pentas musik, teater, pembacaan puisi hingga orasi.
"sikap anarkhi mahasiswa Makassar dalam berunjuk rasa boleh jadi akibat minimnya wadah berkesenian di kota ini" sesal sutradara teater Arman Dewarti, seperti yang dikutip oleh salah satu harian di Makassar...










Friday, May 7, 2010

Fort Rotterdam Makassar

bangunan ini berada di titik paling tengah pada kompleks bangunan benteng Rotterdam, yang dulunya berfungsi sebagai gereja.  keterangan selengkapnya bisa dibaca di sini

salah satu sayap bangunan yang kini berfungsi sebagai Museum La Galigo, terakhir saya masuk (Mei 2010) bayar retribusi sebesar Rp 3000/orang,- (karcis resmi dari dinas pendapatan daerah)

di depan gerai souvenir, kita akan mendapati klub catur.  ada yg mengatakan klub ini pindahan klub catur yang pernah meramaikan pelataran Karebosi sebelum digusur dan dijadikan Mall (Karebosi Link)

Friday, March 19, 2010

watercoloring workshop @ Fort Rotterdam, Makassar

Teman-teman di Makassar rencananya nyeket bareng di Pantai Losari Minggu siang, 14 Maret 2010.  Namun rencana tersebut batal dilaksanakan berhubung yang datang cuma 4 orang. Tanpa membuang waktu lebih lama, acara kemudian dilanjutkan dengan workshop watercoloring bersama Pak Zaenal Beta, seniman senior kebanggaan Kota Daeng yang terkenal dengan lukisan tanah liat-nya.  Materi yang diajarkan baru sebatas pengenalan medium cat air dan trik-trik dasar menggunakan cat air.  Siang itu kami mempelajari teknik 'wet on wet' yakni pewarnaan yang dilakukan setelah menyapukan kuas basah pada kertas terlebih dahulu. 


"secuil toraja"  karya: Pak Zainal Beta (Osama watercolor on Kiki sketchbook)

"becak", karya: Pak Zainal Beta (Osama watercolor on Kiki Sketchbook)

"perempuan", karya: Pak Zainal Beta (Osama watercolor on Kiki sketchbook)

"the passing"  karya: Asha Ray (Lyra watercolor on Kiki sketchbook)

"salah satu sudut di rotterdam" karya: Shanti (Pentel watercolor on sketchbook)

"pagar bambu" karya:  Yuni (Reevess watercolor on sketchbook)

"sepasang bebek" karya: Mas Rohman (Reevees watercolor on sketchbook)

Sunday, February 21, 2010

the passengers...

 
my hubby sleeping on his seat...
  
a line of passenger  in gate A7, Soekarno-Hatta airport, destination: Makassar

 
this lady is too busy with "Kartini" magazine at gate A7, Soekarno-Hatta airport, destination: Makassar

Monday, January 11, 2010

Indonesia's Sketchers @ Makassar (Fort Rotterdam)

Sejak Abangku menyelesaikan program S2nya di HI-UI, berarti saatnya untuk kembali pulang ke kampung halaman:  Makassar.  Sedih juga rasanya harus meninggalkan rumah kost kami, apalagi Z juga harus menyudahi sekolahnya ditengah jalan.  Semester baru ini,tidak ada lagi rutinitas mengantar Z ke TK Mayanda.  Namun yang paling membuat sedih adalah tidak bisa gabung lagi bersama teman-teman IS saat nyeket bareng di lokasi :'(


Well, the life must go on, right? Berhubung  adikku juga udah pindah ke Makassar (dia juga member of IS), kami sepakat untuk ngadain nyeket bareng di Makassar.  Awalnya spot yang kami pilih adalah Anjungan Pantai Losari, namun berhubung di Makassar hujan mengguyur seminggu tanpa henti dan disana hanya merupakan pelataran luas tanpa tempat berteduh, so as the plain B is Fort Rotterdam. Teman-teman yang gabung mayoritas adalah mahasiswa semester awal Fakultas Seni dan Design Univ. Negeri Makassar (FSD-UNM).


 teman-teman dari FSD-UNM sedang mendapatkan pengarahan singkat dari Pak Zaenal Beta tentang sketsa

 
 
 
 
 
 
ini barisan pasukan sketcher yang lengkap...

 
Taa! Daa!! (teman-teman yang lain pada malu-malu ikutan mejengin karyanya )


 
setelah melihat beberapa sketcher di sekitarnya, bapak yg satu ini tergugah untuk ikutan nyeket dengan peralatan yang ditemukan di sekitarnya...ehem, lihat siapa objeknya :)
 
 according to him, the lady on that picture is me.  (keterangan: belahan di dada itu adalah pulpen, tidak lain dari pada itu, hehe..)


 
sketsa denah Fort Rotterdam (terbitan 1679). selama ini ada anggapan bahwa Fort Rotterdam berbentuk Penyu yang seolah-olah keluar dari laut, namun bukti tertulis menunjukkan bahwa umumnya  benteng buatan Belanda berbentuk seperti bintang.
 
sketsa Fort Rotterdam saat bentuknya masih asli buatan Porugis, sebelum dipugar oleh Belanda.  sketsa diatas karya sang maestro Drs. Bachtiar Hafied
 
sketsa Fort Rotterdam setelah dipugar oleh Belanda.  bentuknya sudah diubah menyerupai bintang. 

Sunday, December 27, 2009

Indonesian women: from humble to fashionable


kind of humble women :)

student of University of Indonesia at Depok-Jakarta


a train passenger in economy class (destination: Depok-Jakarta)

 
ehem..my mother in law at Baubau-Southeast Sulawesi


a soft drink seller at Fatahilah Museum, Jakarta

let's see another fashionable women (*plus their gadget)
 
stewardess of Lion Air JT016 (destination: Denpasar-Bali)

 
a passanger on gate 15 at Ngurah Rai Airport-Bali

 
'Lady Blackberry' at Starbucks - Plaza Indonesia - Jakarta



'Lady Communicator' at Secret Recipe-Senayan City-Jakarta


Share