Monday, October 28, 2013

Kota Tua Kini


Pagi jam sembilan ada sebuah janji untuk ikut Outing dan Experiencing di Kota Tua bersama kelas ilustrasi dari FSRD Trisakti. Kota Tua dipilih sebagai arena karena merupakan salah satu distrik yang terkenal memiliki peran terhadap sejarah Jakarta, terutama pusat pemerintahan. Namun melihat bagaimana keadaannya sekarang, masihkah kita merasa penting untuk menjaga peninggalan-peninggalan sejarah ? Mau kah kita untuk mencoba mengenalnya kembali ?


Gedung Kerta Niaga, yang makin kekinian makin keliatan roboh. Gedung ini sudah lama tak beratap, melihat dari sisa-sisa kayu penyangga atap sepertinya gedung ini pernah mengalami kebakaran. Melihat keadaannya sekarang jelas sangat mengharukan. Gedung ini kumuh, gelap, kotor, tembok yang sudah terkelupas dan berlumut serta di tumbuhi alang-alang. Padahal untuk menjelajahi gedung ini dipungut bayaran.


Profesi baru dan unik yang bisa ditemui di Kota Tua setiap harinya, menjadi patung-patugan atau berperan seperti warga Batavia dulu. Ada yang menjadi prajurit pejuang, noni belanda, jawara, tentara kompeni, dll. 

Mayoritas mereka adalah pemain lama, mereka dulu bekerja sebagai pedagang minuman keliling, namun ketika mencoba menjalani profesi ini ternyata jauh lebih mudah dengan omzet yang lebih menjanjikan pula. Keadaan Kota Tua pun tidak se kumuh sebelum mereka beralih profesi.

Setiap mereka "ngamen" mereka diwajibkan untuk membersihkan 10m area mereka berdiri dari sampah saat sesudah/sebelum perform.


Padatnya stasiun BEOS menyempatkan saya untuk mensketsa satu objek lagi sebelum pulang, sambil menunggu teman saya mengantri beli tiket. Sedikit mencoba mengenal BEOS karena sebelumnya sempat hadir ke pameran The History of Indonesian Railways. 

Ada yang tahu kepanjangan BEOS ? Bataviasche Ooster Spoorweg Maatscapij, stasiun ini  di bangun pada sekitar 1870-an dengan nama Batavia Zuidelijk (Stasiun Selatan Batavia) oleh arsitek BelandaFrans Johan Louwrens Ghijsels. Selesai di bangun pada 19 Agustus 1929 dan resmi digunakan pada 8 Oktober 1929.

Stasiun ini dibangun untuk kepentingan transportasi perdagangan dan penumpang melalui jalur darat Batavia, penyebaran ini dilakukan juga keluar Batavia seperti Bekasi dan sekitarnya. Karena itulah BEOS ini dibangun tidak jauh dengan pelabuhan Sunda Kelapa tempat keluar masuknya barang dan juga Pecinan Glodok yang juga pusat ekonomi perdagangan Batavia saat itu.

BEOS merupakan salah satu dari 5 stasiun penting di Jakarta, selain Stasiun Jatinegara (Meester Cornelis), Stasiun Manggarai, Stasiun Pasar Senen, dan (eks) Stasiun Tanjung Priok.

NP
@agapratama

2 comments:

KIA said...

Ingat Masa Kecilku Di Kota Tua.....

cerutu di indonesia said...

asik banget ga,, baru join hehehe mantap si NP ini