Tuesday, August 14, 2012

Satu Hari, Kuliner, dan Semarang

Jalan masih lancar, saya berangkat bersama keluarga (Bapak, Ibu, dan Adik). berniat untuk mengantar adik melihat kampusnya secara langsung dan memang ada kegiatan daftar ulang disana. kita berangkat tepat hari Jumat, tanggal 10 Agustus 2012 dan masih berpuasa. 

Setelah melewati Alas Roban kita berhenti sejenak di Gringsing untuk membeli beberaoa botol madu. Madu yang di jual sendiri berasal dari peternak madu gringsing, dengan beberapa varian seperti madu klengkeng, madu kopi, madu kapuk, madu multiflora, bee polen, bahkan tepung sari bubuk. Madu-mad u ini dikemas di berbagai ukuran botol (botol-botolnya pun botol bekas sambal, minuman, dll).


Sekitar jam 5 sore kita sampai di Semarang, saya langsung bertemu dengan salah satu makanan favorit saya, yaitu Loenpia/Lumpia (Spring Roll) salah satu oleh-oleh khas semarang. makanan ini dari namanya terlihat bahwa ada sentuhan budaya Cina. 

Saya beli lumpia di Jl Pemuda, posisinya tepat di depan Sri Ratu. Merknya Loenpia Mbak Lien, entah mengapa merk ini cukup diperhitungkan di Jakarta, Kedai Mbak lien dari dulu bentuknya kecil, hanya terdapat di pojokan saja, terdiri dari gerobak (dapur), kasir, dan tempat untuk packing. saya dapat rekomendasi ini dari tante saya.

Apa itu lumpia ? Seperti yang tadi saya bilang bahwa lumpia adalah makanan yang terlahir dari percampuran budaya Cina dalam adaptasinya di tanah Semarang (di Semarang memang banyak etnis Tiong hoa). 

Makanan ini berbentuk seperti Risoles dengan komposisi telur, rebung, udang (sekarang sudah ada varian ayam dan kepiting juga) dibalut kulit lumpia dari tepung. Disajikan dengan Bawang merah yang masih muda dengan daunnya dan cocolan (dipping) saus manis yang terlihat seperti ingus. tapi kalau menurut saya ke tiga elemen ini (bawang, lumpia, saus manis) sangat top ! meskipun beberapa orang makan hanya lumpianya saja. Lumpia memiliki ketahanan 2 hari diluar kulkas, dan bisa sampai 5 hari di dalam kulkas. disajikan dalam bentuk goreng ataupun basah (basahpun bisa langsung di makan).


Ini buat yang penasaran dan tidak percaya bahwa kedai lumpia Mbak Lien itu sedari dulu tidak bertambah besar, bentuknya masih terdiri dari satu gerobak, satu meja kasir, satu bilik untuk packing dan menyimpan barang-barang, serta dua kursi panjang sebagai ruang tunggu. terdapat di dalam gang.


Tidak lama lagi jam nya buka puasa, satu toko terdekat dari kedai lumpia Mbak lien ada satu toko yang sangat menarik mata saya, ya Toko Oen mungkin banyak yang sudah kenal, toko ini pertama buka di Jogja pada tahun 1922 yang akhirnya pindah ke Jl Pemuda, Semarang pada tahun 1936. Toko Oen menjual Western, Chinesse, Indonesian Food, kue kering, dan Es Krim ! ya suasana tuanya mengingatkan saya pada Ragusa di Jakarta. Bedanya dengan Ragusa, interior klasik Toko Oen lebih mewah dan lebih besar.


"Fiuh !" mungkin kata yang tepat untuk mengekspresikan bahwa sekarang waktunya istirahat ! hahaha, besok pagi harus sahur dan adik saya harus ke kampus di wilayah Tembalang, dan saya harus menyelesaikan 2 lukisan potret.

Sebelum saya tidur saya sempat kumpul-kumpul bersama teman-teman semarang, ada Naratama Pradipta (teman saya dari SMA) Juga teman-teman Karamba Art Movement di Coffee Toffee Tembalang. disana ada Ajis, Degi, dan Galih, trims banyak kawan !

nah inilah Hotel tempat keluarga kami menginap, tersedia sahur juga untungnya. letaknya tidak jauh dari kampus adik saya.


Terima kasih untuk teman Semarang  buat Naratama Pradipta yang udah nemenin saya muter-muter naik skuter matic biru nya, juga buat teman-teman Karamba Art Movement Ajis, Degi yang baru kenalan saat itu juga Galih yang semangat banget walaupun mohawknya sudah hilang, hehe (salam kangen, bro !) cepat sembuh (Galih menemui saya dengan kondisi masih menggunakan penyangga untuk berjalan, karena kecelakaan motor 4 bulan yang lalu).

Satu hari, Kuliner, Semarang
Tinta, Cat air, Kolase diatas kertas
14,8 x 21 cm (beberapa ada yang spread)
2012

@agapratama

1 comment: