Wednesday, May 23, 2012

Musikalisasi Puisi 2010


Sastrawan Putu Wijaya dalam sebuah perhelatan musikalisasi puisi di Taman Ismail Marzuki, 7 Agustus 2010.

Musikalisasi Puisi adalah sebuah perhelatan yang hampir rutin diadakan di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Dalam musikalisasi puisi ini para penyair dan sastrawan tak hanya sekadar membacakan puisi-puisinya tapi juga, ada, yang serta merta menggunakan atau mengiringinya dengan tetabuhan dan alat musik ritmis lainnya.

Waktu itu, 7 Agustus 2010, saya sempatkan diri menyambangi perhelatan sastra ini. Menarik, menggugah, malam bertabur kata-kata. Segala perasaan, penyair dan mungkin juga penonton yang hadir berkecamuk lewat ayat-ayat kepedihan, kegelisahan, keriangan batin penyair yang dikemas dalam deretan bait-bait puisi yang dibacakan. Tentu ada yang diiringi musik dan juga ada yang tidak.

Sebut saja Bang Tardji (Sutardji Calzoum Bachri), misalnya, sesekali berseloroh menggaungkan makna-makna kegetiran dan kegelisahan batinnya yang direpresentasikan dalam kata-kata, juga bunyi harmonikanya. Malam itu ia bacakan tentang puisi telurnya.


Gaya Bang Tardji (Sutardji Calzoum Bachri) dalam sebuah perhelatan musikalisasi puisi di Taman Ismail Marzuki, 7 Agustus 2010.



WAHAI PEMUDA MANA TELURMU?
oleh Sutardji Calzoum Bachri

Apa gunanya merdeka
Kalau tak bertelur
Apa guna bebas
Kalau tak menetas?

Wahai bangsaku
Wahai pemuda
Mana telurmu?

Kepompong menetaskan kupukupu
Kuntum mengantar bunga
Putik memanggil buah

Buah menyimpan biji
Biji menyimpan mimpi
menyimpan pohon
dan bungabunga

Uap terbang menetas awan
mimpi jadi
sungai pun jadi
menetas jadi
hakekat lautan

Setelah kupikir pikir
manusia itu
ternyata burung berpikir

Setelah kurenung renung
manusia ternyata
burung merenung

Setelah bertafakur
Tahulah aku
Manusia harus bertelur

Burung membuahkan telur
Telur menjadikan burung
Ayah menciptakan anak
Anak melahirkan ayah

Wahai para pemuda
Menetaslah kalian
Lahirkan lagi
Bapak bagi bangsa ini!

Ayo Garuda
Mana telurmu?
Menetaslah
Seperti dulu
Para pemuda
bertelur emas

Menetaskan kau
Dalam sumpah mereka

No comments: