Tuesday, June 7, 2011

PAGELARAN WAYANG DI JAKARTA (SKETCH SERIES)

kets ini saya buat saat pagelaran wayang semalam suntuk di Jakarta pada waktu dan tempat yang berbeda, tetapi animo masyarakat yang sebagian berasal dari Jawa Tengah sangat luar biasa. Pagelaran ini tidak hanya sebuah tontonan atau hiburan belaka tetapi sekaligus sebagai kelangenan dan momen yang agak jarang. Sebagian penonton ada yang berpakaian tradisional lengkap, beskap, sorjan, blangkon juga selop, seakan mereka berusaha keluar dari dunia nyata, hirup pikuk metropolitan yg sehari-hari mereka hadapi. Ya, meski hanya semalam tetapi mampu menumbuhkan kesegaran dan spirit baru menghadapi dunia nya keesokan harinya...


Pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Manteb Sudarsono di lapangan upacara markas besar Marinir Cilandak. Penonton disini terlihat rapi dan sopan, mungkin atmosfir militer yang membuat situasi menjadi begini. Memang saat masuk lokasi penjagaan cukup ketat, pakaian rapi, tidak boleh bersandal japit, jaket dan topi dilepas dan motor parkir di luar area. Penonton terbagi menjadi 3 bagian, paling depan terdiri dari kursi2, Bagian belakang dibuat panggung bertingkat dan beratap terpal sedang sayap kanan dan kiri penonton yang tidak kebagian tempat duduk, mereka berdi atau duduk.


Penonton dan pedagang bertemu dan bertransaksi. Setiap kali terselenggara pagelaran wayang kulit seperti ini selalu muncul pasar tiban (pasar dadakan yang hanya berlangsung selama pertunjukan). Mulai dari pedagang wayang kulit, VCD, penjual minuman instan keliling, penjual obat, penjual karet regulator kompor gas sampai perawatan karang gigi.
Canson sketchbook A6 dan Drawing Pen # 0.05.




 
Rawat karang gigi seperti ini pasti jauh dari standar higienis kesehatan dan cukup berisiko. Tetapi selalu ada pangsa pasar, terutama mereka yang berdompet tipis serta pengetahuan akan higienitas yang rendah.

 
Gurah mata dengan menggunakan peralatan yang dipakai secara masal dan pembersih ala kadarnya.
Muji sketchbook B5 dan Drawing Pen # 0.05 dan 0.1   

 Bekam dengan tanduk yang diyakini (sesuai poster yang dipajang) dapat menyembuhkan berbagai penyakit, baik medis dan non medis. Jenis penyakit medis sudah jelas, seperti asam urat, darah tinggi, stroke dll. Jenis non medis agak unik seperti kena guna-guna, pengasihan, pemikat kekasih, gendam asmara, penangkal diri, gangguan roh jahat dll. Kepercayaan akan kasiat terapi ini, semua kembali kepada khalayak...
Pada malam itu terdapat satu jenis terapi, yakni dengan menggunakan lintah. Sepertinya malam itu jasa ini sepi bahkan tidak laku semalaman. Mungkin para pengunjung geli dan jijik melihat binatang satu ini. Ada kemauan kuat untuk mensket tapi saya tidak tahan melihat binatang2 yang bertumpuk dalam sebuah kotak! Hiii....
Sayang saya tidak bisa mendekati panggung pertunjukan dan mensketsanya karena saya berada jauh di belakang dan tidak memungkinkan untuk mendekati panggung karena penonton yang berjubel. Maklum dalang kali ini adalah Ki Anom Suroto beserta putranya Bayu Aji.
Canson sketchbook A4 dan Ballpoint pilot hitam

2 comments:

DonaldSketchArt said...

Kali ini posting mas Dhar terlihat sangat padat dan informatif sekali. semoga mendapat sambutan antusias di situs urban sketchers ya mas. thumbs up deh.

DHAR CEDHAR said...

suwun mas Donal...
Maaf sudah lama gak upload, dan banyak sketsa yg memang blm pernah sy upload, makanya bukun sketsch series-nya....