Wednesday, September 19, 2012

Daimonji Festival


16 Agustus 2012, saya berkesempatan bisa menyaksikan perayaan Gozan no Okuribi atau yang lebih populer dengan istilah Daimonji.  Daimonji adalah sebuah perayaan pembakaran obor raksasa diatas gunung yang mengelilingi kota Kyoto, bertujuan untuk mengantarkan arwah para leluhur kembali  ke alam baka (setelah kedatangan mereka untuk berkumpul kembali dengan para keluarga pada perayaan Obon).  

Perayaan Daimonji dimulai tepat pukul 08.00 malam yakni dengan membakar obor yang membentuk tiga karaker China dan dua bentuk benda:
  1. Daimonji (大文字), karakter China yang berarti "besar" atau "hebat",berlokasi di Daimonji-Yama/Higashi-Yama, Nyoigatake, waktu pembakaran pukul 8:00PM
  2. Myō/Hō (妙・法), karakter China yang berarti "wondrous dharma" (berdasar pada ajaran Budha), berlokasi di  Matsugasaki, Nishi-Yama/Higashi-Yama, waktu pembakaran pukul 8:10PM
  3. Funagata (舟形), berbentuk perahu, berlokasi di  Nishigamo, Funa-Yama, waktu pembakaran pukul 8:15PM
  4. Hidari Daimonji (左大文字), karakter China yang juga berarti "besar", berlokasi di Daihoku-San, Hidaridaimonji-San, waktu pembakaran pukul 8:15PM
  5. Toriigata (鳥居形), berbentuk gerbang kuil, berlokasi di Toriimoto, Mandara-San, waktu pembakaran pukul  at 8:20PM  
Foto-foto seputar persiapan pembakaran obor bisa dilihat di sini

di tepian Kamo Gawa inilah kami menyaksikan karakter Daimonji dibakar di puncak Higashi Yama (nampak berupa lahan gundul  berbentuk segitiga di puncaknya, disitulah karakter kanji raksasa terlihat)


Salah satu lokasi terpoluler untuk menyaksikan pembakaran Daimonji adalah Kamo Gawa (sungai Kamo).  Sebab dari sini kita bisa melihat pembakaran 2 karakter (Daimonji dan Funagata) dari gunung yang berbeda.   Traffic light untuk sementara tidak difungsikan, jalan-jalan utama yang menuju Kamo Gawa ditutup untuk kendaraan.  Para penjual jajanan khas Jepang terlihat di beberapa sudut jalan, termasuk penjual es serut yang dagangannya paling diminati di musim panas ini.  Karena tepian sungai ini akan dipadati orang, maka harus datang sejak jam 05.00 sore agar bisa mendapat tempat yang strategis.  Berhubung akan menunggu kurang lebih 3 jam lamanya, jadi  tikar, bento, dan cemilan wajib hukumnya untuk dibawa :)


suasana tepian Kamo Gawa saat masih sore, banyak yang turun ke sungai menangkap untuk ikan, atau sekedar merendam kaki sambil menikmati bir dingin. beberapa helikopter SAR nampak berpatroli dilangit Kyoto memastikan persiapan perayaan Daimonji berjalan sesuai rencana
suasana kerumunan para pemburu Daimonji di tepian Kamo Gawa.  Banyak juga diantara yang datang mengenakan Yukata (Kimono musim panas)

suasana pembakaran karakter Daimonji di Higashi- Yama di malam itu
Tepat pukul 08.00 malam karakter Daimonji yang terletak di Higashi Yama dibakar.  Kerumunan orang yang menyaksikan di tepian Kamo Gawa menyambutnya decak kagum sambil bertepuk tangan.  Layaknya kunang-kunang yang bertebaran dalam kegelapan di tepian sungai, cahaya layar hand phone menjadi pemandangan tersendiri  ketika masing-masing pengunjung mengabadikan momen Daimonji tersebut dalam fitur kamera mereka.  Waktu pembakaran yang hanya 15 menit memang terlalu singkat bila dibandingkan lamanya kita menunggu sejak sore hari.  Namun pengalaman yang didapat dari perayaan sekali setahun itu benar-benar membekas dalam hati.  

Pelan-pelan cahaya obor dari atas gunung mulai meredup.  Kerumunan orang mulai beranjak pulang.  Kalau bisa saya gambarkan, mirip suasana kerumunan orang pulang shalat Eid waktu lebaran, bedanya ini di malam hari.  Hebatnya, kerumunan massa yang sedemikian padat bisa terurai kembali ke keadaan normal tanpa ada yang dorong-dorongan, orang yang berteriak karena terhimpit, atau anak-anak yang terpisah dari orang tuanya karena terlalu berdesak-desakan.  Kami yang membawa dua bayi kembar dan anak 7 tahun bisa tiba kembali ke apato hanya dalam waktu 20 menit (terhitung mulai meninggalkan Kamo Gawa, antri di kereta, sampai tiba di apato) tanpa menemui kesulitan sama sekali :)

Tattoo


Seseorang sedang diTattoo tangannya ... sepertinya dia masih bersih dan ini tattoo permanen pertamannya, tapi saya tentu tidak tahu pasti apakah di balik pakaiannya ternyata sudah ada tattoo yang lain di sana ...

Sunday, September 9, 2012

2 Minggu di Tambang Batubara

Crane Car

Setelah tiba di Nunukan 13 agustus 2012, keesokan harinya saya harus berangkat ke pedalaman sebakis untuk menikmati pekerjaan sebagai dokter jaga. Suasana pedalaman sudah tidak asing lagi bagi saya, mengingat sebelumnya pernah bertugas di pedalaman pulau Gebe Halmahera Tengah, Maluku Utara selama 2 tahun beberapa waktu lalu.

Berangkat melalui pelabuhan Liem Hie Jung (orang lokal menyebutnya "lamijung") kami bertolak bersama karyawan tambang lainnya dengan speedboat kecil ke arah barat sekitar satu jam perjalanan. Meski tampak seperti lautan, beberapa perairan di area kabupaten Nunukan seyogiyanya adalah sungai-sungai besar yang berisi buaya:D di beberapa tempat menurut kesaksian penduduk lokal didiami buaya dengan badan selebar daun pintu.. Ini membuat perjalanan semakin mendebarkan diiringi ombak yang mulai tinggi menjelang petang.

Setiba di pelabuhan tambang, kami dijemput SUV pajero sport yang membawa kami dalam perjalanan tak kalah serunya. Mesin diesel turbo commonrail yang konon merupakan salah satu mesin diesel tercanggih saat ini menghasilkan suara tidak selayaknya mesin diesel biasa:) bunyi kasar khas sangat minim berganti siulan dan hentakan tenaga besar di setiap putaran mesinnya.

tempat paling favorit : kantin (provided by: Boga Mitra Sarana)
kantin eksekutif
"Land Vehicle" mitsubishi triton
suasana di sekitar Kantor (mensketsa dari titik sinyal handphone terkuat:))





bpk Hadi (imam Sholat ied)
bersama pak Tumidjan sekdes setempat
kediaman pak Hadi..
Waktu yang kurang menguntungkan selama di tambang, kebetulan berada dalam suasana Romadhon, bahkan mendekati lebaran segera dimanfaatkan menemui teman baik di daerah transmigrasi Sei Menggaris. Rata-rata berprofesi sebagai petani kelapa sawit dan mengaku cukup tentram hidup di sana. Saat lebaran mengikuti sholat ied berada di tengah-tengah mereka serasa (meski tidak sama) berada di tengah keluarga. Dengan kondisi mereka yang menurut ukuran saya serba kekurangan, sambutan dan jamuan yang disuguhkan agak sedikit terlalu mewah buat ukuran saya.
saat khotbah idul Fitri 1433H/ 19 Agustus 2012



bersama Perawat PT Duta Tambang Rekayasa; bpk Heru Hermawan

perjalanan pulang ke Nunukan

 terima kasih atas kerjasama dan keramahtamahan PT Duta Tambang dan Masyarakat Transmigran Sei Menggaris, semoga kerja sama ke depan terjalin lebih baik dan semoga bertemu kembal di kesempatan yang lain:)

Wednesday, September 5, 2012

Koffie Oentoek Toean dan Njonja Semoewa




Kopi Tiam Oey, pertama kali saya datang ke cabang Sabang. Saya langsung jatuh hati dengan tempatnya. Mengangkat tema peranakan yang kental dengan perkawinan budaya Melayu dan Cina. Suasana ini yang selalu membawa saya untuk memesan menu Kopi Soesoe Indotjina Panas. Saya ngga pernah memesan menu minuman lain selain ini. Suasana ini selalu membuat saya seperti tidak ngopi di restoran, melainkan ngopi di rumah nenek.

Kali ini Kopi Tiam Oey buka di dekat rumah saya di Bekasi, persis di depan Kalimalang (Depan komplek Bumi Satria Kencana), langsung saya pesan menu andalan saya ini. menghabiskan kerjaan semalam suntuk, sambil menggambar menu pesanan saya.

Kopi Soesoe Indotjina Panas ini mungkin lebih dikenal dengan kopi yang disajikan seperti kopi vietnam. menggunakan vietnam drip (saya sebutnya kopi lambat), kopi, dan condensed milk. disajikan diatas piring porslein kecil yang menggunakan corak peranakan. Kopi ini bebas ampas karena pembuatan kopi dengan drip membuat ampas tersebut tersaring. Akan lebih mantap bila ditemani sepiring pisang goreng.

Toko kopi ini buka sampai tengah malam dan harga yang cukup terjangkau. Selamat mencoba :)

-Nugraha Pratama
@agapratama